CERPEN

LIFE IS LIKE A MOVIE

“CLARA PEMERAN UTAMA”
-PART 1-

Perkenalkan nama panjang gue Alveciancia Clara Budiman.Biasa dipanggil Alve atau Clara. Inilah kisah hidup gue. Kehidupan gue begitu luar biasa, seperti rollcoster kadang naik, turun, lalu terhempas begitu dahsyat. Di awal kisah hidup gue,gue mau ceritan perjalanan liburan gue di Yogyakarta. Salah satu kegiatan yang berada diluar pemikiran gue, akan tetapi yang pasti gue bersyukur buat kasih dan karunia Tuhan Yesus yang memberikan gue kesempatan. Tiada henti-hentinya rahmat Tuhan mengalir buat gue, apalagi kami berangkat dengan orang yang gue sayangi. Bagi gue ini adalah hal yang paling tidak terbayangkan sebelumnya. Pengalaman pertama gue naik pesawat terbang dan bersama-sama dengan orang yang gue sayangi. Pesawat yang kami gunakan yaitu maskapai penerbangan yang terbaik di Indonesia. Kami pun tiba dengan selamat sampai tujuan. Dan hari pertama yang kami lakukan ketika sampai di bandara Jogja kami naik bus parawisata yang sangat keren dan pak sopir yang sangat ramah. Dalam bus kami ada 24 orang dan  sempat gue kebingungan untuk duduk dimana karena tempat duduk yang tidak cukup untuk 24 orang. Akhirnya gue duduk sebangku berdua dengan salah satu dari rombongan kami.

Trip kami dihari pertama di Jogja yaitu kami pergi candi Prambanan, sebelum ke Candi kami makan sup khas kota Jogja. Setelah itu,bus kami mengarah ke dalam candi hal yang luar biasapun kami sanksikan bersama yaitu indah dan megahnya candi prambanan tersebut, yang sebelumnya gue melihat dibalik layartelevisi dan buka pelajaran sejarah saja. Saat gue di candi prambanan gue terus memandangi kuasa Tuhan yang luar biasa tersebut disamping gue memandangi orang yang gue sayangi. Terik matahari begitu terasa dikulit gue tapi itu tak masalah bagi gue karena gue bersama-sama dengan si doi . Sebelum jalan keluar candi gue sempat kelelahan dan tak sanggup berjalan hinggah gue raih tangan sosok yang gue sayangi dan tak terbayangkan gue bisa memegang tangannya. Hal kecil bagi orang lain tapi bagi gue itu hal yang paling menyenangkan bisa bergandengan dengannya yang hanya bisa gue bayangkan dalam mimpi gue. Gue tersipu malu dan tetap menggandeng tangannya, hingga lengannya berkeringat saat itupun gue lepaskan genggaman gue. Dalam hati gue berkata Tuhan terima kasih karena gue bisa menikmati kuasa-Mu bersama orang yang gue sayangi. Sesudah kami berkeliling ke candi Prambanan kami pun bergegas ke Gereja Candi yang jaraknya lumanyan jauh. Di gereja candi tersebut begitu sakral dan sangat sangat hening. Kami berdoa di depan candi yang di dalam candi tersebut ada patung Tuhan Yesus. Dan peraturan tuk berdoa disana yaitu kita membersihkan muka, tangan dan kaki lalu kami bisa menganjatkan permohanan” kami dan ditutup dengan doa 10 kali salam maria. Setelah kami mengamati gereja tersebut yang pada saat itu misa dengan menggunakan bahasa Jawa. Kami pun menunju pantai Parangtritis kami dipandu oleh  salah satu pemandu handal  dalam bus pariwisata tersebut. Di pantai Parangtritis sangat indah dan pemandangan yang luar biasa. Ombak yang sangat deras. Sesudah dari pantai kamipun menuju tempat makan siang yang tidak jauh dari tempat sebelumnya. Kamipun bersama-sama menikmati pemandangan selagi menunggu makan siang siap tuk disantap bersama. Trip selanjutnya kami menuju PT.Kanisius adalah tempat  jual beli beberapa benda rohani.

Matahari terbit dengan membawa semangat baru, waktu itupun berganti dan hari kedua kami memulai aktifitas baru . Kami semua sangat excited dan tiba waktunya kami sarapan dan memulai langkah kami ditempat yang baru. Tepat yang kami lalui pertama kali yaitu candi Borobudur. Kesempatan yang luar biasa yang boleh Gue rasakan yaitu melihat secara langsung candi Borobudur yang termasuk dalam 9 keajaiban dunia. Gue terus terkagum melihat karya Tuhan yang maha megah dan luar biasa tersebut. Gue terus mengabadikan diri ini sebagai bentuk kenang-kenangan suatu saat nanti. Selfie, minta difotokan adalah hal yang guelaguekan disana, tak lupa juga foto bersama lelaki yang gue sayangi. Dan tak tersangka si doi meranggkul  gue ketika berfoto bersama, hati ini berkata bahwa hal sesederhana itu telah membuat gue bahagia dan seakan-akan dunia ini hanya milik berdua. Kamipun bersama-sama naik bus dan duduk bersampingan melanjutkan perjalanan. Bus kami berhenti dan kami melanjutkan perjalanan dengan mobil kecil tuk sampai pada tempat tujuan. Yaitu sendangsono, tempat siarah doa yang luar biasa. Gue berpukau dengan penjual Rosario yang berada disepanjang jalan tersebuti. Disana ada patung bunda Maria dan kamipun memanjatkan permohonan dan disana ada makam Romo-Romo. Begitu indah dan megah bagunan disana. Tak terasa hujanpun turun dan kamipun basah diguyur hujan yang deras. Dan hal yang paling tak gue duga kan terjadi, hal yang selama ini hanya khayalan pun terjadi, hal yang sederhana tapi membuat gue bahagia, yaitu bisa bersandar dipundaknya. Hal yang gue sadari bahwa moment ini pasti tidak adakan terulang lagi. Gue pun berusaha bersandar seakan-akan gue berikan isyarat bahwa kamulah orang yang tepat buat gue suatu saat nanti, karena kamulah sandaran terakhir gue. Dan gue kan terus mencintai loh sebagai bentuk komit gue. Dan ungkapan ini gue sampaikan lewat hati, tak perlu kata-kata yang indah lewat bibir mungil gue, tetap sikap yang bisa gue berikan. Begitu pula dengan loh, loh cuek dengan diam dalam kata tapi sikap mu dapat terbaca dan memberikan gue isyarat bahwa loh mulai respect dengan perasaan gue. Tuhan semoga hanya dia orang yang gue cintai dalam hidup gue, agar gue tak salah menemukan arti cinta yang tulus dan suci. Dalam perjalanan menuju tempat istirahat hati gue seolah-olah berkata bahwa gue begitu mencintai loh apapun yang loh lakuin sama gue, hingga kelak loh bukan jadi milik gue seutuhnya, paling ngak gue bersyukur boleh memiliki perasaan ini. Dan paling ngak gue sudah berhasil memainkan peran gue, karena gue Clara adalah pemeran utama dari kisah hidup yang gue ciptakan sendiri. Gue ngak perlu bahagia menurut versi orang lain, gue mau ngelakuin apapun itu yang gue rasa benar dan baik di mata Tuhan.


Post a Comment

0 Comments